Budidaya Ikan Gabus Menjanjikan

Bogor – Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Sjarief Widjaja menghadiri acara ‘Show up/Panen Hasil Kegiatan INTAN Pakan Mandiri Berbasis Biokonversi untuk Budidaya Ikan Gabus’ di Kecamatan Ciseeng Kab. Bogor,  pada 21 Desember 2018 di Sentra Minapolitan Kecamatan Ciseeng.
Kegiatan ini merupakan sinergi antara Balai Riset Perikanan Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan (BRPBATPP) Bogor, Balai Riset Budidaya Ikan Hias (BRPBIH) Depok, Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) Sukamandi dengan Dinas Perikanan dan Peternakan Kab. Bogor untuk menyediakan Paket Teknologi Lengkap dengan Prasarananya (IPAL, Hatchery Tenaga Surya, Rumah Lalat dan Maggot BSF, Hapa), guna memudahkan Produksi Maggot, Produksi Pakan Mandiri Formula Berbasis Biokonversi (Bahan Tepung Maggot), Produksi Benih dan Induk Ikan Gabus, Produksi Ikan Gabus Konsumsi.
“Kegiatan panen ikan gabus dengan pakan maggot ini saya harapkan menjadi pemicu pengembangan dan optimalisasi kawasan minapolitan dan pembangunan industri 4.0 di hilir perikanan budidaya. Dan menjadi pemicu pokdakan di sekitar dan para pelaku usaha perikanan bahwa dengan memanfaatkan komoditas gabus dan maggot sebagai alternatif bisnisnya dapat menjadi ujung tombak dalam bisnis perikanan,” tutur Kepala BRSD Sjarief Widjaja.
Lebih lanjut disampaikan bahwa kegiatan ini terselenggara atas keberhasilan keberlanjutan sumberdaya, aspek lingkungan sekaligus pemanfaatan limbah organik, diseminasi penyuluhan perikanan, inovasi dan transfer teknologi, bantuan paket teknologi untuk masyarakat, adopsi teknologi, kerjasama pusat dan daerah, segmentasi usaha, kluster komoditas perikanan, seni berbisnis, dan teknik market dengan ikan gabus, hingga pakan mandiri berformula berbasis biokonversi.
“Masyarakat harus menguasai teknologi, memiliki ketrampilan yang layak, mengaplikasikannya, dan ikut berperan aktif menyebarluaskan teknologi ini kepada jaringan kelompok dan pembudidayanya sehingga omset produksi kedepan bukan hanya orang per orang atau kelompok per kelompok namun sudah omset produksi kawasan atau omset kampung desa inovatif, agar dapat memberikan penghasilan yang profitable,” lanjur Sjarief.
Adapun produksi benih gabus yang dihasilkan POKDAKAN Mina Gabus Ponol Sejahtera selama ini, yakni ukuran 3-5 (Rp. 500/ekor), ukuran 5-7 (Rp.1000/ekor) dan 8-12 (Rp. 1.500/ekor), dengan distribusi penjualan benihnya menjangkau JABODETABEK, Banyumas, Indramayu, Palembang, Pontianak dan beberapa juga PT Inagro. Namun, untuk ikan gabus ukuran konsumsi distribusi penjualannya masih disekitar Kab. Bogor.
Proyeksi panen diharapkan 1 kg isi 4 ekor maka per ekor panen adalah 250 gram, jika dari tebar 625 ekor per HAPA SR-nya 80 persen maka saat panen terdapat 500 ekor yang hidup dengan berat 125 kg atau 1 Kuintal 25 kg. Untuk 40 HAPA maka dihasilkan 5.000 kg atau 5 ton. Apabila harga yang digunakan adalah Rp 60.000 per kg ikan gabus, maka total hasil panen mencapai Rp300 juta rupiah untuk kelompok. Jadi apabila seseorang menjalankan 3 K (Komitmen, Konsisten dan Konsekuen) maka rata rata pendapatan per orang pembudidaya per bulan dapat mencapai 8-9 jutaan kotor dari Bantuan Pemerintah.
Galuh Ilmia Cahyaningtyas

Gerak Cepat Bantuan Aribun Sayunis

Ketua APCI Cabang Lampung itu mengirimkan sembako dan ambulans untuk membantu warga yang terdampak tsunami di Kalianda dan Rajabasa.

Aribun Sayunis bergerak cepat. Ketua DPD Partai Perindo Lampung Selatan ini membantu korban tsunami yang terjadi Sabtu, 22 Desember 2018 pukul 21.15 WIB. Empat kecamatan di Lampung, yaitu Kalianda, Rajabasa, Sidomulyo, dan Ketibung terkena dampak tsunami tersebut.

Diduga, tsunami yang juga melanda Banten ini karena longsor di bawah laut akibat erupsi Gunung Anak Krakatau dan gelombang pasang akibat bulan purnama. Dua kombinasi tersebut menyebabkan tsunami yang terjadi tiba-tiba. Di Lampung Selatan diperkirakan jumlah korban yang meninggal sekitar 60 orang, korban luka-luka sekitar 260 orang, dan rumah rusak 48 unit.

“Mari bantu saudara-saudara kita yang terkena korban tsunami,” kata Aribun, caleg DPR RI nomor urut satu dari Partai Perindo untuk daerah pemilihan I (Bandar Lampung, Metro,  Lampung Selatan, Pringsewu, Tanggamus, Lampung Barat, Pesawaran, dan Pesisir Barat) itu.

Ketua Asosiasi Pengusaha Catfish Indonesia (APCI) Cabang Lampung itu sigap mengirimkan sembako dan ambulans ke daerah yang terdampak seperti di Kalianda dan Rajabasa. Para kader dan caleg dari Partai Perindo saling membahu untuk membagikan sembako di lapangan. Dengan pengerahan bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban warga yang terdampak tsunami.

Syatrya Utama

SSMS: Mulai Dari Produksi Hingga Konservasi

Menuju perusahaan kelas dunia, PT Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) konsisten tingkatkan produksi kelapa sawit sambil jaga keberlangsungan hidup orangutan.

SSMS merupakan perusahaan kelapa sawit yang mengelola bisnis terpadu dengan 19 estate, enam pabrik kelapa sawit (PKS), dan satu pabrik pabrik inti sawit. Semuanya beroperasi di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. “Rata-rata kebun kita masih berusia 9 tahun atau di rentang usia yang memiliki produktivitas tinggi,” papar Vallauthan Subraminam, Direktur Utama SSMS di kantornya (13/12).

Per September 2018, perusahaan yang memiliki 71.164 ha area tertanam itu mampu memproduksi 1.230.049 ton tandan buah segar (TBS). Di sisi lain, SSMS mencatat adanya pemasukan hingga 199 juta USD pada September 2018.

Pusat Penelitian

Produktivitas tanaman kelapa sawit yang tinggi tentu menguntungkan bagi perusahaan. Untuk mengoptimalkan produksi, SSMS memiliki Sulung Research Station (SRS) atau pusat penelitian budidaya kelapa sawit yang fokus meneliti agronomi, tanah, air, hama & penyakit, dan integrasi sapi-sawit. “Selain memberikan pelayanan konsultasi internal, kita juga melayani konsultasi dan pelayanan teknis budidaya secara komersil untuk pihak ketiga,” terang Fizrul Indra Lubis, Head of Research, Sulung Research Station.

Sejak 2013, SRS sudah melakukan 193 penelitian dengan 78 penelitian telah diselesaikan, 105 penelitian sedang berjalan, dan 10 penelitian yang akan dilanjutkan. Sebelas penelitian diantaranya sudah terbit di seminar internasional dan juga ada enam penelitian yang terbit di seminar nasional.

Untuk menjaga standar penelitian, laboratorium SRS sudah terakreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) pada 2016. Karenanya, kualitas penelitian SRS tidak diragukan lagi. Kepercayaan juga terlihat dari banyaknya permintaan oleh pihak ketiga. Terhitung sejak Januari hingga November 2018, ada 58 pelanggan yang menggunakan jasa pelayanan dan konsultasi SRS. Pelanggan tersebut memiliki kebun kelapa sawit di Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sumatera Barat, dan Sulawesi.

Konservasi

Tidak hanya fokus produksi minyak sawit, perusahaan yang berkantor pusat di Bumi Tambun Bungai itu turut serta menjaga kelestarian orangutan. Tempat yang dipilih sebagai area konservasi adalah gugusan Pulau Salat Nusa di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Gugusan Pulau Salat ini merupakan lokasi prapelepasliaran orangutan yang dikelola oleh yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) Foundation bersama dengan SSMS.

Pada 28 September 2018, ada tiga orangutan betina yang lulus dari Pulau Salat. Sisil, betina 13 tahun dan Clara betina 12 tahun beserta anaknya Clarita, 1 tahun, sudah dilepaskan ke habitat aslinya di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR).

Sebenarnya, di tahap prapelepasan ini ada juga orangutan yang tidak lulus sekolah. Rencananya, SSMS juga akan membuka suaka untuk para orangutan yang tidak lulus. Seperti di Tanjung Puting, pengunjung bisa berinteraksi dengan orangutan yang jinak.

Program konservasi ini juga melibatkan warga sekitar. SSMS melibatkan warga untuk pengadaan buah pakan bagi orangutan serta transportasi air. Ke depannya, SSMS juga akan memfasilitasi penyediaan penginapan yang akan dikelola oleh warga. Penginapan ini nantinya diperuntukan untuk teknisi konservasi, tamu, dan peneliti yang berkunjung ke Gugusan Pulau Salat. Warga pun senang terlibat dalam program ini. Secara tidak langsung, konservasi ini juga membangun perekonomian warga sekitar.

Galuh Ilmia Cahyaningtyas

Silaturahmi Insan Perkebunan di 61 Tahun Hari Perkebunan 2018

Rayakan hari perkebunan ke-61, Kementerian Pertanian (Kementan) gelar acara 3 hari berturut-turut di Gedung Sate, Bandung (8-10/12).

Mengenang sejarah awal perkebunan Indonesia, Gedung Pemerintahan Provinsi Jawa Barat, Gedung Sate, dipilih menjadi lokasi perayaan hari perkebunan ke-61. Pilihan ini bukan tanpa alasan. Menurut Dedi Junaedi, Ketua Panitia Hari Perkebunan 2018, dulunya Gedung Sate ini dibangun menggunakan hasil komoditas pertanian di Jawa Barat.

Di pameran ini ada 103 stan pameran dengan jumlah 90 peserta yang terdiri dari 33 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) provinsi yang membidangi perkebunan, stan Kementan, asosiasi, dewan komoditas, perusahaan swasta, yayasan, dan pemangku kepentingan lain terkait perkebunan. Direktur Jenderal Perkebunan, Bambang menilai, “Pemda Provinsi Jawa Barat mengawal sektor perkebunan secara serius,” terangnya.

Namun, masih ada kendala yang mengganjal. “Potensi pasarnya besar tapi produktivitas sektor perkebunan Indonesia belum optimal,” jelas Bambang. Rendahnya kapasitas sumber daya manusia (SDM) perkebunan, tanaman yang sudah tua/tidak produktif, dan keterbatasan infrastruktur turut meyumbang kendala pertumbuhan sektor perkebunan. Dirjen pun menyerukan ajakan agar generasi muda mau turun ke sektor perkebunan. Generasi muda diharapkan lebih kreatif dan inovatif untuk memajukan sektor perkebunan.

Galuh Ilmia Cahyaningtyas

KIEMSTA 2018: Pameran Alsintan di Korea Berskala Internasional

Korea International Exhibition of Machinery, Equipment, Science and Technology for Agriculture (KIEMSTA) 2018 sukses digelar pada 31 Oktober 2018 – 3 November 2018.

Pemerintah Korea Selatan melalui Kementerian Pertanian, Pangan, dan Pedesaan (MAFRA) bekerjasama dengan Koperasi Industri Mesin Pertanian Korea (KAMICO), dan Kota Cheonan sukses menggelar hajatan mesin pertanian KIEMSTA 2018 di Taman Samgeori Cheonan, Cheonan, Chungnam, Korea Selatan. Pameran dua tahunan ini terselenggara sejak 2010. Tahun ini merupakan perhelatan KIEMSTA keempat dan berskala internasional. Pameran ini menarik 290 ribu orang pengunjung yang 5.000 orang di antaranya pengunjung internasional.

1
Pembukaan pameran KIEMSTA 2018 di Cheonan, Korea Selatan.

Di Taman Samgeori yang seluas 192.169 m2 itu, pameran menempati area 43.000 m2. Peserta pameran berasal dari 33 negara dengan total 460 perusahaan (383 domestik, 77 internasional) yang menempati 2.112. Choi Sung-muk, Manager of MAFRA mengatakan, pihaknya ingin dunia internasional mengetahui adanya produk-produk Korea. “Produk Korea bagus-bagus. Untuk ke depannya, kami berharap ada lebih banyak pengunjung dan pembeli dari negara-negara selain Korea,” jelasnya saat menjamu secara eksklusif media internasional, termasuk AGRINA, yang meliput KIEMSTA 2018.

Ada 41 perusahaan yang memamerkan alat dan mesin (alsin) bajak, persiapan tanah, dan kultivasi. Juga ada 42 perusahaan membawa produk untuk peternakan, 34 perusahaan mengusung produk pembibitan dan penanaman.

Kemudian, ada 51 perusahaan mempromosikan alsin untuk fruit forest, 54 perusahaan untuk manajemen kultivasi, 166 alsin perlindungan tanaman, dan 72 perusahaan penyedia mesin pascapanen.

Kelanjutan tentang tulisan ini baca di Majalah AGRINA versi Cetak volume 14 Edisi No. 293 yang terbit November 2018. Atau, klik di : https://ebooks.gramedia.com/id/majalah/agrinahttps://higoapps.com/browse?search=agrina, https://www.mahoni.com, dan https://www.magzter.com/ID/PT.-Permata-Wacana-Lestari/Agrina/Business/

Inspirasi dan Peluang Agribisnis Indonesia

Design a site like this with WordPress.com
Get started